Jumat, 21 Maret 2014

Ke Puncak Gunung Telomoyo Tak Perlu Mendaki



gunung-telomoyo
Gunung Telomoyo
Apakah rekan pecinta alam semua pernah lihat gunung telomoyo, atau mungkin pernah menjelajah sampai di puncaknya? Kalau belum, ijinkan penulis yang sedang belajar ini menuliskan sedikit gambaran tentang salah satu gunung di Jawa tengah ini.
 
Saat itu citra (bukan nama asli) dan temennya sangat ingin naik gunung namun malas mendaki. Akhirnya citra coba iseng dengan tanya mbah google tentang gunung mana saja di Jawa Tengah yang dapat dicapai sampai puncak dengan kendaraan. Dipikirnya tak ada satupun gunung yang memiliki karakter seperti keinginan temannya tersebut. Namun secara tak disangka mbah google dengan sigap menunjukkan kebolehannya dengan memberitahukan bahwa puncak gunung telomoyo bukan hanya bisa didaki dengan sepeda motor, bahkan mobil pun bisa (asalkan drivernya cukup terlatih).
puncak-gunung-telomoyo
Di Atas Gunung Telomoyo
Citra ternyata pertama kali memandang wujud asli gunung telomoyo ketika naik gunung merbabu tahun 2006 silam. Dari Merbabu, gunung telomoyo di puncaknya terdapat semacam tower atau antena yang banyak jumlahnya. Tapi pada waktu itu citra dan temannya belum tahu kalau gunung yang nampak eksotik tersebut bisa dinaiki dengan kendaraan.
Gunung yang terletak pada perbatasan antara kabupaten semarang dan magelang ini tingginya sekitar 1.894 mdpl. Dari kota Yogyakarta dengan mengendarai sepeda motor butuh waktu sekitar 2,5 jam. Setidaknya terdapat 3 rute yang bisa dilalui yaitu magelang, kopeng atau pertigaan secang. Citra dan kawannya lebih memilih melewati Kopeng saja yang dirasa jalur tersebut sudah cukup dikenali.
Pintu masuk menuju Puncak Gunung Telomoyo ada di Desa Dalangan, dengan biaya karcis yang cuma 2 ribu rupiah saja (mungkin sekarang sekitar 5 ribu). Dari situ masih dibutuhkan 7 km ke arah puncak gunung dengan melewati jalanan berkelok, menanjak dan rusak di sana sini. Demi keamanan bersama citra dan temannya yang pada waktu itu berboncengan disarankan supaya pulangnya jangan terlalu sore.
Setelah lelah tentunya butuh sesuatu untuk dimakan. Cukup menherankan juga karena di atas gunung itu ada yang jualan juga. Misalnya saja ada yang jual bakso tusuk dengan memakai gerobak motor yang langsung disamperin sama mereka berdua. Di sepanjang jalan berliku dan menanjak tersebut juga ada beberapa view point yang menarik untuk diabadikan dengan kamera.

Candi Gedong Songo

eksotisme relief candi gedong songo
Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Candi Gedongsongo, Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang dan kompleks candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi. Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa, “Gedong” berarti rumah atau bangunan, “Songo” berarti sembilan. Jadi Arti kata Gedongsongo adalah sembilan (kelompok) bangunan.
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang. Kabut tipis turun dari atas gunung sering muncul mengakibatkan mata tidak dapat memandang Candi Gedongsongo dari kejauhan. Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin.
Untuk menuju ke Candi Gedong I, kita harus berjalan sejauh 200 meter melalui jalan setapak yang naik. Anda bisa memanfaatkan jasa transportasi kuda untuk berwisata mengelilingi obyek wisata Candi Gedongsongo. Tahun 1740, Loten menemukan kompleks Candi Gedong Songo. Tahun 1804, Raffles mencatat kompleks tersebut dengan nama Gedong Pitoe karena hanya ditemukan tujuh kelompok bangunan. Van Braam membuat publikasi pada tahun 1925, Friederich dan Hoopermans membuat tulisan tentang Gedong Songo pada tahun 1865. Tahun 1908 Van Stein Callenfels melakukan penelitian terhadapt kompleks candi dan Knebel melakukan inventarisasi pada tahun 1910-1911.
Disela-sela antara Candi Gedong III dengan Gedong IV terdapat sebuah kepunden gunung sebagai sumber air panas dengan kandungan belerang cukup tinggi. Para wisatawan dapat mandi dan menghangatkan tubuh disebuah pemandian yang dibangun di dekat kepunden tersebut. Bau belerangnya cukup kuat dan kepulan asapnya lumayan tebal ketika mendekati sumber air panas tersebut. Karena keindahannya Candi Gedong Songo ini sering menjadi tempat yang indah untuk foto foto Pre Wedding.
Tiket Masuk: Dewasa/5 tahun ke atas: Rp 5.000/orang dan Rp 25.000/orang untuk Wisatawan Asing.
Tarif Jasa Naik Kuda Candi Gedong Songo
- Wisata Desa Rp 25.000 (Wisman Rp 35.000)
- Ke Air Panas Rp 40.000 (Wisman Rp 60.000)
- Ke Candi II Rp 30.000 (Wisman Rp 40.000)
- Paket candi Songo Rp 50.000 (Wisman Rp 70.000)
Untuk menuju Candi Gedong Songo diperlukan perjalanan sekitar 40 menit dari Kota Ambarawa dengan jalanan yang naik, dan kemiringannya sangat tajam. Lokasi candi juga dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari obyek wisata Bandungan. Berikut daftar jarak tempuh menuju candi ini.
- Ungaran – Gedong Songo : 25 km
- Ambarawa – Gedong Songo : 15 km
- Semarang – Gedong Songo : 45 km


Jalan-jalan ke Rawa Pening

Rawa pening adalah sebuah rawa yang letaknya berada di kecamatan Banyubiru, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. rawa ini luas banget, cuman Dewi tak tau berapa pasti luasnya. yang jelas kalo mau muterin nih rawa butuh waktu khusus dan nyewa perahu khusus. Rawa pening ini kaya akan ikan dan tanaman eceng gondok. masyarakat sekitar memberdayakan rawa ini secara maksimal. ada yang mungutin eceng gondok buat kerajinan, ada juga yang buat tambak ikan ditengah-tengah rawa, ada juga yang mancing dan jala ikan secara tradisional. mereka kerjanya pke’ perahu, ada yang pake’ dayung ada juga yang udah pke’ perahu motor.
bagi pengunjung bisa juga jalan2 mengitari rawa pening dengan menggunakan perahu yang disewakan oleh warga sekitar. cukup merogoh kocek sebesar Rp. 30.000,- saja. dengan duit segitu, kita bakal dibawa sama bapak yang punya perahu, muter-muter d rawa pening selama 30 menit, cuman kadang-kadang dikasih bonus, alias ditambahin jadi 45 atau 50 menitan gitu deh.

oh ya rawa pening ini sebenernya ada kisah asal-usulnya gtu, tapi itu cuma legenda. legenda selengkapnya akan saya cari tahu.*sebenernya udah tau legendanya, cuman males tulisnya aja sekarang :D* untuk masuk kearea wisata rawa pening ini bisa diakses melalui ambarawa, ataupun salatiga. klo dari ambarawa, temend2 bisa cari jalan ke arah Banyubiru dulu.( kalo mau pke’ angkot, cari mini bus yang tujuannya mau ke salatiga) kalo pke’ kendaraan sendiri, temend2 bisa ambil jalan pertigaan yang didepan monumen palagan Ambarawa. trusz ikutin aja jalannya, ntar bakalan sampai ke rawa pening kok.
klo dari salatiga, tidak begitu paham. tapi yang pasti dengan cara yang sama, ambil jalan yang menuju ambarawa, atau banyubiru, ntar ketemu kok. soalnya tu rawa akan dipinggirnya ada jalan raya, yang menghubungkan Banyubiru dengan kota Salatiga.

Rawa pening juga sedap dilihat dari ketinggian. misalnya kita ambil bukit atau gunung yang deket dengan rawa ini. dan rekomendasi dari Dewi, cobali lihat keindahan itu dari atas gunung Telomoyo, letaknya sebelah selatan rawa Pening. klo diliat dari atas gunung ini, rawa pening terlihat seperti keajaiban. karena ada genangan air diantara ramainya kota. kadang mirip laut ditengah kota. :D . kalo mau ke gunung Telomoyo ini, bisa lewat Banyubiru. sebelum nyampe’ ke Rawa Pening *kalo kalian dari ambarawa*. trusz pas nyampe’ dipertigaan asrama tentara, kalian trusz aja..jalannya kecil. naik terus pokoknya. banyak dusun-dusun kok disana. sampai puncak aja tetep aja dusun. namanya dusun Pagergerdog(kampung paling tinggi di gunung Telomoyo). dari sana view rawa Pening so sweet, dan woowww… selain fiew rawa pening, dari gunung Telomoyo ini kita adpat menikmati view gunung2 lain yang ada disekitarnya. selai itu, di  malam hari juga akan dilihat atraksi kelap-kelip lampu perkotaan ambarawa, salatiga dan ungaran. seru deh pokoknya.
penasaran..???
let’s explor to Rawa Pening..:)
Jawa Tengah‎ > ‎

Air Terjun Tujuh Bidadari - Semarang





Air Terjun Tujuh Bidadari memiliki terjunan air sebanyak tiga susun dengan tiga kolam air dibawahnya. Ketiga susunan tersebut membentuk tujuh buah air terjun.  Ketinggian total air terjun ini sekitar 10 meter dengan  airnya jernih, segar, dan udaranya sejuk.  Air terjun yang terletak di sebelah barat Obyek Wisata Bandungan ini masih alami, dikelilingi pohon dengan pemandangan terasering persawahan.

Air terjun tiga susun ini masing-masing memiliki ketinggian sekitar 3 meter yang nantinya mengalir jatuh ke sela-sela batu pertemuan Kali Banteng dan Beringin di lereng Gunung Ungaran.

Konon, sejumlah bidadari pernah mampir untuk mandi di air terjun tersebut sehingga dinamakan Air Terjun Tujuh Bidadari.


Juga di sekitar wilayah air terjun terdapat Makam Kyai Mandhung, seorang pengikut setia Pangeran Diponegoro yang dianggap sesepuh ( leluhur yang di-tua-kan ) di desa tersebut. Di tepi air terjun terdapat sebuah sumur tua dengan kedalaman 1,5 meter dengan sumber air yang tidak pernah habis, dan dipercaya berkhasiat serta dapat menyebabkan seseorang menjadi awet muda, cepat memperoleh jodoh, rezeki, jabatan, pangkat dan sebagainya.
Lokasi

Terletak di Dusun Keseneng, Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah.

Peta dan Koordinat GPS:

   
Aksesbilitas

Berjarak tempuh sekitar 20 menit berkendara dengan mobil pribadi atau roda dua dari kota Semarang hingga Dusun Keseneng dengan kondisi akses jalan yang mulus, berliku dan sempit.

Jika dari kota Ambarawa ambil jalan menuju arah Bandungan.  Selanjutnya dari Bandungan ambil jalan ke arah barat melewati sebuah pertigaan pasar.  Lalu dari pertigaan ini ambil jalan lurus.  Dan akhirnya akan ditemui di kiri jalan terdapat papan petunjuk arah menuju air terjun, ikuti papan petunjuk tersebut hingga tiba di lokasi air terjun.

Selanjutnya dari dusun tersebut dibutuhkan waktu sekitar 5 menit menuju tempat parkir.  Sayangnnya, selepas dusun akses jalan memang masih berupa batu dan tanah.  Dan akhirnya dari tempat parkir hanya dibutuhkan 200 langkah kaki orang dewasa (kurang lebih 300 m jauhnya) untuk sampai ke lokasi air terjun berada.


Fasilitas dan Akomodasi

Belum adanya papan informasi menuju kesana, sehingga harus banyak bertanya kepada penduduk sekitar.  Selain itu fasilitas lain belum tersedia seperti tempat parkir resmi.


Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp. 2000 per orang dan parkir Rp. 1000 per kendaraan roda dua.

Sabtu, 08 Maret 2014

Jalan - Jalan Ke Ambarawa, Semarang , Jawa Tengah

Posted by Selamat Datang Di Kota Ambarawa 3/24/2011 12:27:00 PM, under | No comments
Ambarawa adalah sebuah kota kecil dengan sejuta pesona. Wisata alam, wisata sejarah, hingga wisata kuliner semua ada di sini. Siapa yang tak kenal Rawa Pening, danau purba dengan kisah mistis yang melegenda. Terletak di kaki Gunung Ungaran, Ambarawa dikelilingi oleh barisan pegununga yang menawan. Untuk trekking, kita bisa mendaki Gunung Ungaran atau Merbabu.
Tak kalah dengan wisata alam, Ambarawa juga merupakan saksi sejarah panjang bagian republik ini. Palagan Ambarawa, Museum Kereta Api, dan Candi Gedongsongo.
Kuliner? Tak perlu khawatir. Lima belas menit perjalanan dari pusat Ambarawa, kita bisa menikmati belut goreng dan pecel lele yang menjadi menu andalan di kawasan pemandian Muncul.
Kecamatan Ambarawa adalah sebuah kota pasar yang terletak di antara Semarang dan Salatiga. Kecamatan ini terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Pada era kerajaan kerajaan Mataram (Amangkurat II) kawasan ini bernama Limbarawa. Dulu Ambarawa pernah menjadi ibu kota Kabupaten Semarang. Sekarang ibu kotanya adalah Ungaran. Ambarawa juga disebut sebagai kota Palagan Ambarawa, dan terdapat Musium Palagan Ambarawa, Musium Kereta Api Ambarawa dan Benteng Williem II.
Ambarawa menghubungkan penting adalah memberikan jalur rel bergerigi kereta api yang menghubungkan seluruh wilayah Jawa Tengah hingga Yogyakarta melalui Magelang. Jalur Semarang-Ambarawa-Magelang adalah sepenuhnya operasional sampai 1977. Sekarang merupakan situs Museum Kereta Api Ambarawa.
Ambarawa adalah lokasi penguburan kamp Jepang di mana lebih dari 15.000 orang Eropa telah dilaksanakan selama masa penjajahan Jepang. Setelah Jepang menyerah dan ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pertempuran pecah di daerah Ambarawa pada tanggal 20 November 1945 antara pasukan Inggris yang mengevakuasi di tanah jajahan Eropa dan Republik Indonesia.
Total waktu yang dibutuhkan adalah 2 hari
1.Sunrise di Rawa Pening, sabtu pagi jam 05.00. Kita awali dari Tambaksari (atau titik lain yang disepakati) jalan kaki/naik motor melewati areal persawahan menuju tepi Rawa Pening. Di sini kita bisa menanti matahari terbit. Eksotisme pagi Rawa Pening
2.Sidomukti Outbond, sabtu jam 10.00. setelah packing dan sarapan pagi, kita langsung menuju Bandungan. Kita sekalian fullpack membawa peralatan dan logistik untuk trekking ke Ungaran. Kawasan wisata Sidomukti satu jalur dengan basecamp pendakian Ungaran,Mawar. Di Sidomukti kita bisa seharian. Terserah rekan-rekan, bisa outbond, renang, atau sekedar bersantai. HTM tidak sampai 10rb.
3.Ungaran Trekking. sabtu jam 17.00. Dari Sidomukti kita lanjut ke basecamp Mawar, untuk pendakian ke Ungaran. Istirahat dan makan di basecamp, kita mulai mendaki jam 19.30 (abis isya). Trek tidak terlalu berat. Sekitar 5 jam perjalanan kita akan sampai pos terakhir (kebun teh) sebelum summit. Kita istirahat sebentar untuk preparing sebelum summit. Tidak perlu nge-camp, ada shelter yang bisa kita manfaatkan. Summit sekitar 2 jam, trek berbatu. Target jam 04.00 kita sudah sampai puncak, menanti sunrise di sini.
4.Setelah summit, ada 2 alternatif. Bisa turun melalui jalur Gedong Songo, atau mampir ke Perumasan, desa di tengah kebun teh. Gedongsongo, jalur turun terjal, kita akan sampai di kompleks candi Gedongsongo. Bisa jalan-jalan liat candi, sumber air panas belerang, atau kebun2 penduduk. Kalau Perumasan, kita bisa singgah di pemukiman penduduk, jalan-jalan di kebun teh, ada pemandian alami juga di sini. Kami lebih merekomendasikan Gedongsongo.
5. Kuliner. Hitungan kasar, jam 12.00 kita sudah sampai di Ambarawa lagi. Sebelum rekan-rekan pulang ke kota masing-masing, kita sempatkan dulu ke Muncul. Setengah jam naik motor, kita makan belut goreng dan pecel keong di Muncul. Kalau masih ada waktu, bisa mampir sebentar di Museum Kereta Api atau Benteng Pendem.







bagaimana???
anda berminat datang ke AMBARAWA????